Prinsip dualitas mengemukakan bahwa dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar.
Contoh prinsip dualitas :
AS => kemudi mobil di kiri depan
Indonesia => kemudi mobil di kanan depan
Peraturan:
(a) di Amerika Serikat,
(b) di Indonesia,
AS => kemudi mobil di kiri depan
Indonesia => kemudi mobil di kanan depan
Peraturan:
(a) di Amerika Serikat,
- mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,
- pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului,
- bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung
(b) di Indonesia,
- mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,
- pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,
- bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung
Prinsip dualitas pada kasus diatas adalah:
Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut
sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula
di Inggris.
(Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah suatu kesamaan
(identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti ∪, ∩,
dan komplemen. Jika S* merupakan kesamaan yang berupa dual dari S maka
dengan mengganti ∪ → ∩, ∩ → ∪, ∅ → U, U → ∅, sedangkan komplemen
dibiarkan seperti semula, maka operasi-operasi tersebut pada kesamaan S*
juga benar.
Tabel Dualitas dari Hukum Aljabar Himpunan
Contoh prinsip dualitas :
Misalkan A ∈ U dimana A = (A ∩ B) ∪ (A ∩ B), maka pada dualnya, misalkan U*, berlaku :
A = (A ∪ B) ∩ (A ∪ B)
Dalam membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau merepresentasikan
suatu pernyataan dengan cara lain dengan menggunakan bantuan himpunan
ada beberapa cara, antara lain :
A. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn
Contoh pembuktian menggunakan diagram venn
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.
Tunjukan bahwa A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) dengan diagram Venn
Jawab :
Cara ini dilakukan bukan dalam pembuktian formal, dengan menggambarkan
sejumlah himpunan yang diketahui dan mengarsir setiap operasi yang
diinginkan secara bertahap, sehingga diperoleh himpunan hasil operasi
secara keseluruhan.
Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama. Terbukti bahwa A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C). |
B. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan
Contoh 1:
Misalkan A dan B himpunan. Tunjukan bahwa A ∪ (B – A) = A ∪ B
Jawab 1:
A ∪ (B – A) = A ∪ (B ∩ Ā) (Definisi operasi selisih)
= (A ∪ B) ∩ (A ∪ Ā) (Hukum distributif)
= (A ∪ B) ∩ U (Hukum komplemen)
= A ∪ B (Hukum identitas)
Contoh 2:
Tunjukan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B, berlaku;
a. A ∪ (A ∩ B) = A ∪ B dan
b. A ∩ (A ∪ B) = A ∩ BJawab 2:
a. A ∪ (A ∩ B) = ( A ∪ A) ∩ (A ∪ B) (H. distributif)
= U ∩ (A ∪ B) (H. komplemen)
= A ∪ B (H. identitas)
(b) adalah dual dari (a)
b. A ∩ (A ∪ B) = (A ∩ A) ∪ (A ∩ B) (H. distributif)
= ∅ ∪ (A ∩ B) (H. komplemen)
= A ∩ B (H. identitas)
SUMBER
tq infonya Bermanfaaat
BalasHapus